2004 - PEKAN SURAT MENYURAT INTERNASIONAL (PSMI)
2007/10/04 02:59 - Sejarah PSMI di Indonesia
Surat. Satu kata yang terdiri atas lima huruf itu sudah sering kita dengar bahkan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Memberitakan kabar gembira dan menyampaikan kabar duka dapat dilakukan di atas kertas dengan komunikasi tertulis. Dengan surat, kita bisa berkomunikasi tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, dan umur. Semua lebur menjadi satu dalam ikatan persahabatan yang erat.
Dengan surat, jarak yang jauh tidak menjadi halangan uatam. Tidak ada bedanya mempunyai sahabat pena di dalam atau di luar negeri. Kita dapat berkelana dari satu daerah ke daerah lain dan mengelilingi dunia bertukar informasi dengan menceritakan ragam budaya, peninggalan sejarah, atau pesona alam masing-masing daerah atau negara. Hal-hal menarik lainnya bisa ditulis apalagi disertai kiriman kartu pos bergambar sekaligus sebagai promosi pariwisata.
Untuk menyambut hari UPU (Universal Postal Union atau Uni Pos Sedunia) 9 Oktober dan untuk memperat persahabatan dengan sesama di seluruh dunia, maka tiap administrasi pos yang menjadianggota UPU menyelenggarakan Pekan Surat Menyurat Internasional (PSMI) atau Internasional Letter Writing Week. Ide ini muncul pertama kali pada kongres UPU di Ottawa Kanada tahun 1957. Indonesia sebagai bagian dari dunia ikut ambil bagian dalam menyelenggarakan PSMI yang berlangsung selama dua minggu setiap tahun yaitu 8-12 Oktober sejak 1958.
Untuk mendukung PSMI, P.T. Pos Indonesia (Persero) menyediakan sampul surat khusus yang berbeda setiap tahun dengan tema dan ilustrasi gambar lengkap dengan tanggal, bulan, dan tahun penyelenggaraan. Tersedia cap khusus PSMI yang dilakukan di kantor pos yang ditunjuk. Tema PSMI 2002 adalah hMari selamatkan laut kitah (Save the marine life). Tema pada tahun-tahun sebelumnya antara lain Tahun Bahari dan Dirgantara (1996), Indonesia 2000 (1997), Tahun seni dan budaya (1998), Masalah komputer tahun 2000 Millenium Bug?MKT 2000 (1999), Lingkungan hidup era millenium, saatnya bertindak nyata (environment in millenium era ? a time to get down to work) (2000), Koeat karena bersatoe, bersatoe karena koeat ? 100 tahun proklamator (2001).
Masyarakat terutama pelajar, mahasiswa dan khususnya filatelis yang mengirim surat dengan sampul khusus PSMI dari kantor pos yang sudah ditetapkan akan dibubuhi cap khusus dan cap tanggal. Untuk pembubuhan cap ada aturan khusus. Cap tanggal kantor asal hendaknya dibubuhkan pada bagian alamat sampul PSMI dan bukan pada prangkonya. Cap khusus harus dibubuhkan pada sampul PSMI yang diposkan tanggal 8 Oktober (untuk tahun 2002 mulai 7 Oktober) sampai dengan 21 Oktober pada tahun yang sedang berlangsung, sehingga sebagian mengenai prangkonya dan sebagian lagi mengenai sampulnya, dengan memakai tinta cap tanggal warna hitam. Permintaan filatelis untuk pembubuhan cap khusus pada prabgko yang sudah direkatkan di sampul PSMI (khusus kurun waktu selama PSMI) hendaknya dipenuhi. Sampul akan lebih bernilai dan menarik apabila prangko dengan tema yang sesuai, lebih baik lagi apabila dikirim dengan surat tercatat.
Yang menjadi kendala utama bagi filatelis selama ini, pada saat PSMI berlangsung sampul khusus kadang-kadang belum dijual di loket benda pos dan meterai atau atang terlambat. Filatelis yang khusus mengumpulkan cap PSMI dari berbagai kantor pos yang diinginkan menjadi kesulitan karena terlambat. Hambatan lain yang cukup mengganggu adalah tidak tersedianya prangko dengan tema yang sesuai, sehingga terpaksa memakai prangko lain. Hal ini akan mengurangi nilai sampul tersebut. Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti di atas, P.T. Pos Indonesia hendaknya mencantumkan tema PSMI bersamaan dengan jadwal penerbitan prangko yang dikeluarkan setiap awal tahun, sehingga filatelis bisa menyiapkan prangko dengan tema seuai jauh-jauh hari sebelumnya. Ini mudah dilakukan karena tema PSMI pada tahun yang berjalan disesuiakna dengan salah satu tema penerbitan tahun itu.
Melalui surat kita turut ambil bagian dalam menciptakan perdamaian dunia yang didambakan setiap insan di muka bumi ini. Tidak ada dendam, curiga, dan amarah. Keserakahan dan kesombongan segelintir manusia membuat dunia terpecah-belah hanya untuk memenuhi ambisi pribadi mereka. Kedamaian akan datang dan tercipta apabila manusia saling menghargai dan menghormati. Dengan berkirim surat kepada teman dan sahabat pena di berbagai belahan dunia ini, kita semua berharap akan tercipta perdamaian dan persaudaraan. Betapa damainya bumi ini bila tidak ada sengketa dan perang, manusia hidup rukun dan berdampingan, saling mengasihi. Bumi kita satu. *****
(Majalah Sahabat Pena no. 396, Oktober 2004)