Japanese (“ú–{Œêj


Warga Biasa Jepang Sumbang Rp91 juta Buat Bencana Sumatera

Warga biasa Jepang, yang sehari-hari juga memiliki uang pas-pasan, serta mengenal dan mencintai Indonesia, menyumbangkan Rp91 juta buat korban gempa dan tsunami di Aceh.

Dana kemanusiaan itu dikumpulkan selama bulan Januari lalu dan dikoordinir oleh Forum Ekonomi Jepang-Indonesia (JIEF) yang disampaikan sendiri baru-baru ini di Medan, Sumatera Utara oleh Koordinir JIEF, Richard Susilo, serta disaksikan Konsul Jenderal Jepang di Medan, Hiroharu Hashi, kepada Pastor Yohanes Budi Haryanto, OSC di Keuskupan Agung Medan.

"Sumbangan ini benar-benar dari kalangan bawah warga Jepang yang kenal dan mencintai Indonesia. Bahkan ada wanita tua Jepang dengan pakaian sangat sederhana, yang sangat prihatin kepada Indonesia, mengetahui saya warga Indonesia, langsung spontan mengeluarkan dompet dan memberikan uang tunai 50,000 yen," papar Richard.

Sambutan dan tanggapan yang sangat baik serta spontan dari warga Jepang disampaikan kepada masyarakat Indonesia di Jepang. Sedangkan dari kalangan eksekutif, warga yang memiliki uang banyak serta perusahaan, biasanya disampaikan kepada Palang Merah Jepang dan atau organisasi ekonomi Jepang seperti Keidanren.

Dukungan penuh warga Jepang kepada Indonesia ini karena di berbagai daerah di Jepang sangat sering terjadi gempa bumi, "Hampir setiap hari sehingga saya yang tinggal di lantai 10 sebuah apartemen, merasa digoyang seperti berdansa terus setiap hari. Mengerikan memang tetapi apa boleh buat. Dan apabila gempa itu sangat besar, banyak penderitaan terjadi seperti kita ketahui 10 tahun lalu di Kobe dan tahun lalu di Niigata," lanjut Richard.

Dari pemerintah Jepang pun telah memutuskan membantu USD500 juta bagi negara-negara yang terpukul Tsunami. Dalam bentuk makanan dan barang sebesar USD400.000 lalu hibat USD1,500,000 kepada Indonesia. Bantuan Jepang juga disampaikan melalui Bank Dunia dan Bank Perkembangan Asia sebesar USD250 juta.

"Demikian pula Jepang bersedia membangun sistem pendeteksi dini di beberapa tempat di Indonesia kalau mayoritas orang Indonesia menginginkan. Tetapi alat ini sangat mahal. Akan lebih baik kalau uang itu diberikan dalam bentuk lain, misalnya membangun gedung sekolah yang manfaatnya jauh lebih besar dan segera. Tetapi apabila uang banyak itu dibuat sistim alat deteksi dini, di mana gempa di Indonesia sangat jarang dibandingkan di Jepang, rasanya uang tersebut sebaiknya lebih bermanfaat untuk hal kesejahteraan masyarakat Indonesia secara langsung misalnya buku pelajaran, makanan, obat-obatan dan sebagainya," papar Hashi.

Bantuan yang disampaikan masyarakat Jepang tersebut diperkirakan tidak akan berhenti di sini saja. Untuk itu pihak JIEF, tambah Richard, berinisiatif akan mengumpulkan tambahan bantuan yang akan masuk nantinya, dan diprioritaskan bagi bea siswa anak-anak Sumatera khususnya yang terkena bencana di Aceh dan Sumatera Utara, "Misalnya untuk bea siswa anak-anak Sekolah Dasar dan sebagainya."

Selain sumbangan warga Jepang dikumpulkan oleh JIEF, berbagai pelajar Indonesia yang ada di Jepang, mulai Hokkaido sampai dengan Okinawa, semua berhasil mengumpulkan dana bantuan kemanusiaan untuk para korban bencana gempa dan tsunami di Aceh. Diperkirakan jumlahnya mencapai sekitar 5 juta yen.

Tidak heran di beberapa tempat di Jepang beberapa waktu lalu di tempat umum bertebaran beberapa aktivis yang meminta langsung dari para pejalan kaki sumbangan tersebut dan bahkan juga dengan inisiatif sendiri membuat konser pertunjukan seni Indonesia yang hasilnya untuk dana kemanusiaan tersebut.

Aktivitas tersebut semua dikumpulkan dan disalurkan secara transparan dan bisa dilihat dari berbagai situs internet.

Penyampaian dana tunai Rp.91 juta dari warga Jepang ini disaksikan langsung oleh sekitar 20 wartawan Indonesia baik dari media cetak, radio dan televisi. Richard menyampaikan langsung dana tunai tersebut dan dihitung oleh Pastor Budi di tempat.

Richard Susilo

Koordinator JIEF

http://japanindonesia.com

H O M E